5 Hal Penting Menghitung Tanggal Jawa untuk Bangun Rumah dan Renovasi

0 Comments

5 Hal Penting Menghitung Tanggal Jawa untuk Bangun Rumah dan Renovasi

5 Hal Penting Hitung Kurma Jawa untuk Membangun Rumah dan Renovasi

5 Hal Penting Menghitung Tanggal Jawa untuk Bangun Rumah dan Renovasi

1. Mengetahui bulan baik untuk membangun rumah

Kalender Jawa memiliki dua belas bulan. Sejak dua belas bulan dan seterusnya, orang Jawa mengandalkan membangun rumah dengan membaginya menjadi lima bagian, mulai dari yang buruk hingga yang sangat baik.

Bulan-bulan yang tidak baik adalah bulan Surah, Sapar, Mulud atau Rabiul Awal, Jumadil Awal, Rajab, Pasa atau Ramelan dan Sawal. Ternyata ada tujuh bulan yang tidak cocok untuk membangun rumah.

Juga banyak, lebih dari setengahnya. Bulan yang cukup bagus adalah bulan Dulkaidah. Dan ada dua bulan yang baik untuk membangun rumah yaitu bulan Bakdamulud atau Rabingulakir dan bulan Ruwah atau Sya’ban.

Bulan Jumadil Akhir dianggap tidak baik untuk membangun rumah sedangkan bulan Agung adalah bulan yang sangat baik untuk membangun rumah.
2. Kenali angka saat keluarga tinggal di rumah

Dari daftar bulan baik, orang Jawa menganggap bulan Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar cocok untuk mendirikan rumah.

Setelah itu, Anda perlu menghitung waktu yang tepat saat keluarga bisa pindah ke rumah. Hari-hari “baik” dihitung berdasarkan jumlah hari pasar untuk pasangan yang sudah menikah.

Hari pasaran berarti Pon, Kliwon, Legi, Pahing, Wage. Sedangkan nilai bilangan Senin adalah 4, Selasa adalah 3, Rabu adalah 7, Kamis adalah 8, Jumat adalah 6, Sabtu adalah 9 dan Minggu adalah 5.
3. Menambah nilai ulang tahun suami istri

Untuk loket pembangunan rumah Jawa, langkah selanjutnya adalah menambahkan nilai ulang tahun suami istri. Nilai Pound adalah 7, upah 4, kliwon 8, legi 5

sedangkan nilai sakitnya adalah 9. Misalnya suami lahir hari senin legi nilainya 9, istri lahir hari rabu pahing, nilainya 16, maka jumlah weton suami istri adalah 25.

Baca Juga Berapa Lama Membangun Rumah Dua Lantai _ Begini Penjelasannya
4. Hasil penjumlahan ditambah hari pasaran yang dimulai di rumah dibagi lima

Perhitungan selanjutnya adalah jumlah hari pasar, tanggal lahir pasangan ditambah hari pasar dibuka di rumah yang dilamar, kemudian dibagi 5.

Setelah pembagian, ada sisa. Nomor halaman digunakan sebagai perhitungan Pancasuda, nomor halaman 1 berarti kebahagiaan atau kelimpahan Sri. Sisanya angka 2 berarti lemah atau mendapat pangkat.

Sisanya angka 3 artinya Gedhong artinya kaya akan kekayaan. Angka 4 yang tersisa menunjukkan rasa sakit atau penyakit, angka 5 yang tersisa menunjukkan kekuatan atau kematian.

Jadi, untuk ukuran yang baik, cari hari yang angka pasarnya, jika ditambahkan ke tanggal lahir pria dan wanita, dijumlahkan dengan angka 1 atau 2 atau 3. Jangan sampai 4 atau 5, yang berarti tidak bagus.
5. Pilih salah satu hari baik di bulan yang baik

Ada baiknya jika orang Jawa membangun rumah tinggal mengatur jumlah hari pasarnya, mulai dari jumlah terkecil hingga terbesar. Pilih sisa 1 karena ini yang terbaik.

Dari kegiatan ini akan diketahui hari pasaran mana yang paling baik untuk ditinggali oleh keluarga ini.

Kemudian cari hari pasar terbaik (misalnya Jumat Pahing). Pilih hari pasaran ini di salah satu bulan yang baik untuk membangun rumah (langkah #1 tadi), yaitu bulan Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.

Inilah perhitungan orang Jawa membangun rumah untuk menentukan waktu yang paling tepat untuk peletakan batu pondasi dan bulan yang paling menguntungkan untuk pembangunannya.

Setelah rumah dibangun, kapan waktu terbaik bagi keluarga untuk pindah ke rumah dihitung dengan menghitung Weton. Hari terakhir hari pasar yang baik di bulan yang baik. Rumah baru siap huni.

Demikian pembahasan mengenai cara menghitung hari baik membangun rumah menurut tanggal jawa. Kami berkomitmen untuk menjadi mitra terbaik bagi Anda termasuk menawarkan harga terbaik dan termurah. Anda dapat mendiskusikan hal ini dengan tim kami sebelumnya.

Sumber :

Rate this post